PUISI
Ketika kata beradu di udara
Burung-burung berebut kabar
Menyebarkan benih-benih kebencian
Pada hati yang kering
Lalu kamu, iya kamu
Membasahi benih benci itu
Hingga bertumbuh masak
Lalu, disantap musang-musang lapar
Mereka bercakaran, berebut buah kebencian itu
Menjadikan benih-benih luruh pada tanah yang semakin rajin kau sirami
Buah itu semakin banyak, musang-musang semakin lapar
Tak ada kata puas bagi musang
Tanah ini, kelak, menjadi taman kebencian
Dengan jutaan buah yang diperebutkan musang-musang
Tak ada kata puas bagi musang
Menjadikan benih-benih luruh pada tanah yang semakin rajin kau sirami
Dari balik pagar, ada yang tersenyum
Siap menjadi pahlawan pada taman yang rusuh
Aku, tidak peduli lagi pada kata yang diperebutkan burung
Aku hanya ingin taman yang teduh
Dengan warna-warni kata di dalamnya
Menikmati harmoni dan keindahan
Bogor, 12 November 2016